Sabtu, 05 November 2011

Yang Pertama Untuk Yang Terakhir

       Sepi...para makhluk Tuhan yang senantiasa melakukannya aktifitasnya di ruangan terbuka ini menghilang entah kemana. Mungkin mereka berlindung di balik hunian mereka dengan penuh rasa aman dan tenang karena dapat terlindungi dari derasnya air hujan yang kini sedang menghujam tubuhku. Bukannya aku tak ingin berlindung namun justru kini aku sedang menunggu Pelindungku datang yang selalu senantiasa memberikannku rasa aman dan tenang kepadaku ketika bersamanya. Dia sahabatku, Sania namanya.
       Menunggu 10 atau 20 menit tak apa untukku demi bertemu dengan sahabatku itu. Tapi ini sepertinya sudah hampir 1 jam aku duduk di bangku taman sendirian seperti ini. Ku toleh jam tanganku untuk memastikan bahwa aku telah duduk di sini selama hampir 1 jam. Tapi, hmm... jam tanganku mati, mungkin karena kemasukan air terlalu banyak.
       Ku dongakkan kepalaku dan memandang ke arah jalan. Berharap Pelindungku datang tepat ketika aku menatap badan jalan yang kini sudah di selimuti air hujan. Namun tak seorang pun yang ku dapati, hanyalah kelompok gerombolan air hujan yang sedikit membanjiri jalanan, tak terkecuali tubuhku yang lemah ini.
       "Sinta...!" ku dengar namaku disebut. Oh, ternyata itu Sania. Dia keluar dari mobilnya dan berlari ke arahku sambil memanggil namaku berulang-ulang. Aku tersenyum, meski tak ku dapakan balasan senyum darinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar