Sore ini seperti biasa aku
pulang sekolah dengan menggunakan angkutan umum, bus. Aku memiliki bus special
atau biasa disebut bus favorit ketika akan pulang ke rumah. Bukan karena
fasilitas yang bagus pada bus tersebut ataupun sopir atau kondekturnya yang aku
kenal. Melainkan karena aku menemukan sesuatu yang special di bus tersebut,
yaitu seseorang. Seorang kawan baruku yang sebenarnya tak aku kenali siapa
namanya, dimana sekolahnya, dan dimana rumahnya. Aku bertemu dengannya sekitar
satu minggu yang lalu, aku bertemu dengannya ketika ia sedang bersimpuh darah
disekujur tubuhnya yang ia bilang, darah itu merupakan darah pengorbanannya
ketika ia menyelamatkan seorang anak kecil yang terjerembab di gerbong kereta
api yang mengalami kecelakaan. Berawal dari itu aku sangat kagum padanya,
betapa sulit mungkin menemukan sosok pemuda seperti dia yang rela berkorban
seperti itu. Tapi yang aku herankan adalah ketika saat kami berkenalan, dia
mengatakan bahwa dia tidak ingin mengetahui namaku kaarena ia pun tidak ingin
memberitahukan namanya kepadaku. Hmm..entahlah apa maksudnya itu tapi setelah
berjalan satu minggu aku merasa nyaman berkawan dengannya, walaupun menurutku
ia sosok yang misterius.
Akhirnya, bus yang
kutunggu-tunggu datang juga. Lalu aku memberhentikan dan bersegera naik ke
dalam bus. Seperti dugaanku, kaan misteriusku sudah duduk di bangku biasa yang
sering kami tempati selama seminggu ini. Aku pun langsung duduk disebelahnya
dan langsung menyapanya “Hai..”. Dia hanya tersenyum padaku, ya dia memang
tidak banyak bicara tapi dengan senyumnya pun cukup memberikanku penjelasan
bahwa kehadiranku di anggapnya ada.
Sudah sekitar 10 menit kami
berbincang-bincang walau lebih banyak aku yang berbicara. Ya, seperti yang
kubilang tadi, dia memang tidak banyak bicara. “Oh ya, aku sudah cerita banyak
tentang latar belakang keluargaku. Mmm..rasanya aku juga ingin mengetahui
tentang latar belakang keluargamu. Bolehkah?”.Ketika aku melontarkan pertanyaan
seperti itu, ia langsung beranjak sambil berkata “maaf, aku turun disini saja”.
Ok, dia mungkin tidak ingin kehidupan pribadinya aku ketahui.
“Kiri..kiriii…” katanya pada
sang sopir tapi mobil tidak mau berhenti
bahkan masih melaju semakin cepat. Berulang kali, semakin keras suara
bass-nya itu, ia berkata “kiri” tapi si
sopir tetap tidak menghiraukannya.